Tugas Makalah Ujian Akhir Semester Genab
Prodi Metode Pembelajaran ( PAI )
Dosen Pengampu : Ustad Zaidun Na’im , M.Pd
Oleh : Khoirul Rozikin
Sekolah Tinggi Agama Islam
Ma’had ‘Aly Al – Hikam
Malang
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Agar dapat tercipta sebuah kondisi yang
menunjang pembelajaran yang baik, yang dapat membuat para peserta didik dapat
memahami pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya dengan baik maka
diperlukan banyak hal yang harus kita perhatikan. Pertama yang menjadi bahan
acuan tentang keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran akan dapat terlaksana
dengan baik adalah adanya seorang tenaga pendidik yang berkualitas dan memiliki
pengetahuan banyak tentang metode pembelajaran, yang dengannya mampu melihat
situasi dan kondisi yang di alami oleh para peserta didik selama pembelajaran
sedang berlangsung.
Metode adalah cara
yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Metode adalah cara
yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuan. Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita
Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti
melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam
buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam makalah ini akan di bahas berbagai
macam metoede pembelajaran yang sesuai dengan ranah kognitif, psikomotorik ,
dan afektif. Juga akan di bahas metode manakah yang sesuai dengan tingkatan
pendidikan formal muali dari TK, SD, SMP
SMA hingga Perguruan Tinggi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja metode pembeajaran yang sudah di pelajari di semester genab
tahun ini ?
2.
Dari sekian metode yang ada, manakah yang sesuai dengan ranah kognitif , psikomotorik dan afektif ?
3.
Metode apa saja yang dapat di aplikasikan di TK, SD ,SMP , SMA ataupun
PT ?
C.
TUJUAN
Penyusunan makalah ini adalah
untuk melengkapi tugas UAS semester genab yang membahas tentang metode
pembelajaran yang di pandang dari segi pengaplikasianya dalam dunia pembelajaran. Dan semoga bisa
menambah wawasan kita dalam memahami metode pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam – macam metode pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam suatu pembelajaran terdapat
suatu strategi yang di gunakan untuk
mengemas suatu pembelajaran agar menjadi menarik dan maksimal. Sedangkan di
dalam strategi tersebut memuat beberapa metode yang sengaja di aplikasikan di dalam strategi tersebut
sebagai salah satu komponen dalam strategi. Jadi ,metode merupakan salah satu
komponen dari strategi.
Setiap metode di rancang sedemikian rupa
untuk menghadapi berbagai beragam karakter peserta didik. Setiap Metode mempunyai ruang lingkup
tersendiri di dalam otak peserta didik yang meliputi ranah kognitif ,
psikomotorik dan afektif. Brikut ini akan di bahas metode apa saja yang akan
mengisi ranah bagian kognitif, psikomotorik dan afektif dari peserta didik.
a.
Metode
ceramah
Metode ceramah adalah penjelasan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelas atau tempat belajar yang lain. Dengan
kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau penyampaian
informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
siswanya.
Metode ini bisa di aplikasikankan di semua
jenjang pendidikan mulai dari TK sampai perguruan Tinggi, karena ceramah
merupakan pembelajaran yang tidak rumit. Guru hanya perlu menyampaikan isi materi
kepada para peserta didik dan peserta didik hanya perlu mendengarkan.isi materi
ceramah dan cara penyampaiannya harus di sesuaikan dengan tingkat jenjang
pendidikan agar mudah untuk di pahami oleh peserta didik. Metode ini masuk pada
ranah kognitif peserta didik karena dalam metode ini menggunakan kemampuan otak
untuk memyimpan informasi.
b.
Metode
tanya jawab
Metode tanya jawab adalah
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang
mengartikan bahwa “metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.”
Penerapan pembelajaran dengan
metode Tanya jawab akan sangat menarik semangat siswa yang selalu ingin tahu
Metode Tanya jawab menawarkan keterampilan dalam mengkaji problem pendidikan
dengan cara diskusi sebagai solusi menghidupkan proses pembelajaran.
Metode tanya jawab ini bisa si aplikasikan
di semua jenjang pendidikan kecuali paud atau TK, karena usia yang masih dini terkadang masih belum mempunyai
kemampuan atau keberanian untuk bertanya. Apalagi bagi siswa yang berkarakter pemalu maka akan sangat sulit untuk mau bertanya. Metode tanya jawab juga berfungsi untuk
meniongkatkan kemampuan siswa dalam segi mental nya untuk berani mengangkat
tangan untuk bertanya atau pun menjawab pertanyaan.
Metode ini bisa masuk pada semua ranah siswa, materi
yang di bahas dalam metode ini lebih cepat masuk pada kognitif karena di kemas
menarik dan penuh rasa penasaran ingin tahu. Psikomotorik dan afektif , dengan metode ini siswa di rangsang oleh
guru untuk berani mengangkat tangan mengungkapkan pendapat atau bertanya , dan
ketika sering bertanya pada setiap mata pelajaran, maka siswa akan
terbiasa berani bertanya dan terbiasa menjawab.
c.
Metode
diskusi
Befinisi metode
diskusi para ahli di antaranya ,diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa,
berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau
masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari
segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
1994)
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain : 2006). Di dalam diskusi siswa yang aktif dan tidak memiliki
rasa minder akan lebih aktif,sama pada metode tanya jawab. Di sinilah peran
pengajar bagaimana agar memunculkan keberanian pada mental siswa untuk berani
mengungkapkan pendapat pendapat yang seharusnya di ungkapkan tidak berhenti di
angan- angan saja. Guru bisa memberi dorongan – dorongan atau stimulus kepada
siswa agar berani berbicara sehingga tidak pasif di dalam diskusi. Penerapan
diskusi ini bisa di terapkan di semua jenjang kecuali PAUD/TK, karena masih
terlalu dini untuk berdiskusi , jadi metode ini hampir sama dengan metode tanya
jawab dalam segi penerapan metode dan ranah ruang lingkupnya.
d.
Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Dengan
metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi bisa di aplikasikan di jenjang kelas 4 SD ke atas ,
karena untuk kelas di bawah kelas 4 di nilai masih belum mampu berdemonstrasi
yang ciri khas dari metode ini adalah membutuhkan persiapan yang lama dan
kemampuan berbicara berpresentasi dan mengamati. Metode ini melatih kognitif dan psikomotorik
siswa karena lebih mengandalkan
pengamatan dan mendemonstrasikan hasil pengamatan.
e. Metode eksperimen
Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji
sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang
dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang
akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen
harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
Metode eksperimen menurut Djamarah
(2002) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri ,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Metode ini hampir sams dengan metode demonstrasi, melakukan pengamatan
yang di bantu dengan alat, guru pembimbing, membuat karya ilmiah yang meliputi
hipotesis dan lain sebagainya. Metode ini cocok untuk bidang studi IPA yang
lebih sering melakukan eksperimen di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode ini masuk pada kognitif siswa juga
psikomotorik yang di cirikan dengan
mempresentasikan hasil eksperimen setelah membuat karya ilmiah. Metode ini bisa
di aplikasikan pada jenjang pendidikan SD ke atas. Akan tetapi untuk SD mungkin
hanya sebatas eksperimen yang sederhana
seperti mengamati pertumbuhan biji - bijian .
f. Bermain peran
Metode pembelajaran
bermain peran adalah cara yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan suatu topik/masalah yang
dipecahkan oleh peserta didik dengan memainkan peran dalam hal ini
terkait dengan pembelajaran. Tujuan metode ini antara lain yaitu agar siswa
dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bagaimana
membagi tanggung jawab, dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan , mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain sekaligus merangsang kelas
untuk berpikir bersama dan memecahkan suatu permasalahan.
Role playing atau bermain peran menurut
Piaget (2010:138) sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan kognitif
anak-anak. Permainan memungkinkan anak mempraktikan kompetensi-kompetensi dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dengan cara yang santai dan
menyenangkan.
Jadi dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa
metode role playing atau bermain peran merupakan suatu metode yang bisa di
aplikasikan di semua jenjang pendidkan kecuali PAUD/TK, karena usia siswa TK yang
masih terlalu dini untuk bisa berperan dalam suatu pembelajaran. Metode ini
mengasah kognitif siswa dalam mengembangkan kemampuan mencari suatu solusi
permasalahan dengan berperan dan bersosialisasi.
g. Metode praktek
Metode praktek adalah sebuah metode pembelajaran dimana
peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki
ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari.
Setelah siswa memperoleh teori atau materi pelajaran . kemudian siswa belajar
untuk mempraktekanya atau mengaplikasikanya sebagai wujud hasill dari teiri
yang di peroleh dari guru.
Metoda
pembelajaran praktek/praktek dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan inibisa
dilakukan di sekolah ,di luar sekolah maupun di masyarakat. Selama praktek, peserta didik
diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan
suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan. Pembelajaran praktek merupakan suatu
proses untuk meningkatkan keterampilan peserta dengan menggunakan berbagai
metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang
digunakan. Selain itu, pembelajaran praktek merupakan suatu proses
pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan
terarah untuk dapat melakukan suatu ketrampilan.misalkan tentang studi
pendidikan agama islam , siswa di beri materi tentang sholat ,mencangkup syarat
,rukun dan yang merusak sholat , kemudian siswa di bimbing untuk mempraktekan
dalam kehidupan sehari – hari.
Metode ini bisa di aplikasikan di semua jenjang pendidkan yang tentu
saja dalam penerapan materinya harus memperhatikan jenjang pemdidikan. Metodde ini
mengassah kognitif, psikomotorik dan afektif siswa karena dalam metode
pembelajaran ini siswa di bimbing untuk mengamati , memahami dan
mengaplikasikan serat membiasakan.
h.
Metode Drill dan resitasi
Kedua metode ini memiliki kesamaan yaitu dengan memberikan penugasan
atas bahan materi yang sudah mereka terima dari guru. Dengan memberikan
penugasan maka siswa akan memiliki ketangkasan dan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap apa yang yang sudah di pahami.
Soekartawi (1995: 19) mendefinisikan
bahwa metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian
dipertanggungjawabkan di depan kelas.
Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik
terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau
ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Agar penggunaan metode drill dapat efektif, maka harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sebelum pelajaran dimulai hendaknya
diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.
2. Metode ini dipakai hanya untuk bahan
pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.
3. Diusahakan hendaknya masa latihan
dilakukan secara singkat, hal ini dimungkinkan agar tidak membosankan
siswa.
4. Maksud diadakannya latihan ulang
harus memiliki tujuan yang lebih luas.
5. Latihan diatur sedemikian rupa
sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar anak.
Adapun tujuan penggunaan metode
drill adalah diharapkan agar siswa (Armai, 2002:175):
1. Memiliki ketrampilan moroeis/gerak,
misalnya menghafal katakata, menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk,
atau melaksanakan gerak dalam olah raga.
2. Mengembangkan kecakapan intelek,
seperti mengalikan, membagikan, menjumlah, tanda baca, dll.
3. Memiliki kemampuan menghubungkan
antara suatu keadaan, misalnya hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan
terjadi banjir, antara huruf dan bunyi, dll.
4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang
makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak
didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya.
5. Pengetahuan anak didik akan
bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman
yang lebih baik dan lebih mendalam.
Metode drill melatih siswa untuk lebih memantapkan pemahaman tentang
materi pembelajaran dengan cara penugasan seperti mengerjakan soal dan lain
sebagainya. Metode ini bisa di terapkan di semua jenjang pendidikan mulai dari
Tk sampai Perguruan Tinggi karena mudah dalam pengaplikasianya. Sedangkan untuk
resitasi mungkin lebih cocok untuk jenjang di atas SD karena siswa harus meaparkan
hasil kerjanya di depan kelas. Kedua Metode ini mangasah kognitif siswa agar
lebih memahami materi yang telah di ajarkan. Siswa akan kembali mengingat
materi ajar ketika menerapkan metode ini.
i.
metode
PROBLEM SOLVING
Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan
usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. Dalam pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari metode
pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode
lainnya. , metode pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan sebuah
metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan
atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat
baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa
belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
Dengan metode ini guru tidak memberikan
informasi dulu tetapi informasi
diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah
berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
Metode ini di awali dengan menghadirkan sebuah permasalahan yang
selanjutnya akan di cari solusinya oleh para siswa dengan berdiskusi ataupun
dengan melakukan penelitian , hasil atau solusi yang di peroleh selanjutnya
akan di presentasikan di depan kelas untuk di tanggapi bersama – sama..
Metode ini merangsang kognitif anak untuk
lebih dewasa dalam menanggapi suatu permasalahan dengan berusaha dan berfikir menemukan solusi
terhadap suatu permasalahan yang di hadapi. Siswa di beri kebebasan untuk
beragumen tentang permasalahan yang di hadirkan oleh guru. Metode ini bissa di
aplikasikan di jenjang pendidikan Sd kelas 4 keatas sampai pada perguruan
tinggi yang mana pemikiran para siswa
sudah mulai berkembang dan mengarah pada kedewasaan.
j.
Discovery
learning
Model Discovery Learning mengacu
kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri menemukan solusi dengan
pengarahan dari guru.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Metode ini searah dengan problem solving
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu solusi, baik itu
dari hasil pemikiran sendiri atau pemikiran dari kelompok diskusi dengan
penelitian atau pun pengamatan. Keunggulan metode ini di antaranya membantu
siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, pengetahuan
yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan transfer informasi. Jenajang pengaplikasian metode ini
sama dcengan motode problem solving
begitupun dengan fungsi dan kelebihanya.
k.
