Kamis, 23 Juni 2016

metode pembelajaran





Tugas Makalah Ujian Akhir Semester Genab
Prodi Metode Pembelajaran ( PAI )


Dosen Pengampu : Ustad Zaidun Na’im , M.Pd


logo alhikam.jpg   













Oleh : Khoirul Rozikin

Sekolah Tinggi Agama Islam
Ma’had ‘Aly Al – Hikam
Malang
2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
      Agar dapat tercipta sebuah kondisi yang menunjang pembelajaran yang baik, yang dapat membuat para peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya dengan baik maka diperlukan banyak hal yang harus kita perhatikan. Pertama yang menjadi bahan acuan tentang keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik adalah adanya seorang tenaga pendidik yang berkualitas dan memiliki pengetahuan banyak tentang metode pembelajaran, yang dengannya mampu melihat situasi dan kondisi yang di alami oleh para peserta didik selama pembelajaran sedang berlangsung.
     Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam  Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19)  Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
    Dalam makalah ini akan di bahas berbagai macam metoede pembelajaran yang sesuai dengan ranah kognitif, psikomotorik , dan afektif. Juga akan di bahas metode manakah yang sesuai dengan tingkatan pendidikan formal muali dari TK, SD, SMP  SMA hingga Perguruan Tinggi.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja metode pembeajaran yang sudah di pelajari di semester genab tahun ini ?
2.      Dari sekian metode yang ada, manakah yang sesuai dengan ranah  kognitif , psikomotorik dan afektif ?
3.      Metode apa saja yang dapat di aplikasikan di TK, SD ,SMP , SMA  ataupun  PT ?

C.     TUJUAN

    Penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas UAS semester genab yang membahas tentang metode pembelajaran yang di pandang dari segi pengaplikasianya  dalam dunia pembelajaran. Dan semoga bisa menambah wawasan kita dalam memahami metode pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam – macam metode pembelajaran

     Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam suatu pembelajaran terdapat suatu strategi  yang di gunakan untuk mengemas suatu pembelajaran agar menjadi menarik dan maksimal. Sedangkan di dalam strategi tersebut memuat beberapa metode yang sengaja  di aplikasikan di dalam strategi tersebut sebagai salah satu komponen dalam strategi. Jadi ,metode merupakan salah satu komponen dari strategi.
      Setiap metode di rancang sedemikian rupa untuk menghadapi berbagai beragam karakter peserta  didik. Setiap Metode mempunyai ruang lingkup tersendiri di dalam otak peserta didik yang meliputi ranah kognitif , psikomotorik dan afektif. Brikut ini akan di bahas metode apa saja yang akan mengisi ranah bagian kognitif, psikomotorik dan afektif dari peserta didik.
a.       Metode ceramah
     Metode ceramah adalah penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas atau tempat belajar yang lain. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah  adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya.
    Metode ini bisa di aplikasikankan di semua jenjang pendidikan mulai dari TK sampai perguruan Tinggi, karena ceramah merupakan pembelajaran yang tidak rumit. Guru hanya perlu menyampaikan isi materi kepada para peserta didik dan peserta didik hanya perlu mendengarkan.isi materi ceramah dan cara penyampaiannya harus di sesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikan agar mudah untuk di pahami oleh peserta didik. Metode ini masuk pada ranah kognitif peserta didik karena  dalam metode ini menggunakan kemampuan otak untuk memyimpan informasi.

b.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,  tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan  bahwa “metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,  tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.” 
Penerapan pembelajaran dengan metode Tanya jawab akan sangat menarik semangat siswa yang selalu ingin tahu Metode Tanya jawab menawarkan keterampilan dalam mengkaji problem pendidikan dengan cara diskusi sebagai solusi menghidupkan proses pembelajaran.
    Metode tanya jawab ini bisa si aplikasikan di semua jenjang pendidikan kecuali paud atau TK, karena usia yang  masih dini terkadang masih belum mempunyai kemampuan atau keberanian untuk bertanya. Apalagi bagi siswa yang berkarakter  pemalu maka akan sangat sulit untuk mau bertanya.  Metode tanya jawab juga berfungsi untuk meniongkatkan kemampuan siswa dalam segi mental nya untuk berani mengangkat tangan untuk bertanya atau pun menjawab pertanyaan.
Metode ini  bisa masuk pada semua ranah siswa, materi yang di bahas dalam metode ini lebih cepat masuk pada kognitif karena di kemas menarik dan penuh rasa penasaran ingin tahu. Psikomotorik dan afektif  , dengan metode ini siswa di rangsang oleh guru untuk berani mengangkat tangan mengungkapkan pendapat atau bertanya , dan ketika  sering bertanya  pada setiap mata pelajaran, maka siswa akan terbiasa berani bertanya dan terbiasa menjawab.

c.       Metode diskusi
    Befinisi metode diskusi para ahli di antaranya ,diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994)
     Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006). Di dalam diskusi siswa yang aktif dan tidak memiliki rasa minder akan lebih aktif,sama pada metode tanya jawab. Di sinilah peran pengajar bagaimana agar memunculkan keberanian pada mental siswa untuk berani mengungkapkan pendapat pendapat yang seharusnya di ungkapkan tidak berhenti di angan- angan saja. Guru bisa memberi dorongan – dorongan atau stimulus kepada siswa agar berani berbicara sehingga tidak pasif di dalam diskusi. Penerapan diskusi ini bisa di terapkan di semua jenjang kecuali PAUD/TK, karena masih terlalu dini untuk berdiskusi , jadi metode ini hampir sama dengan metode tanya jawab dalam segi penerapan metode dan ranah ruang lingkupnya.
d.      Metode Demonstrasi
     Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).
    Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
  Metode demonstrasi bisa di aplikasikan di jenjang kelas 4 SD ke atas , karena untuk kelas di bawah kelas 4 di nilai masih belum mampu berdemonstrasi yang ciri khas dari metode ini adalah membutuhkan persiapan yang lama dan kemampuan berbicara berpresentasi dan mengamati.  Metode ini melatih kognitif dan psikomotorik siswa karena  lebih mengandalkan pengamatan dan mendemonstrasikan hasil pengamatan.

e.       Metode eksperimen

    Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan  dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
     Metode ini hampir sams dengan metode demonstrasi, melakukan pengamatan yang di bantu dengan alat, guru pembimbing, membuat karya ilmiah yang meliputi hipotesis dan lain sebagainya. Metode ini cocok untuk bidang studi IPA yang lebih sering melakukan eksperimen di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode ini  masuk pada kognitif siswa juga psikomotorik  yang di cirikan dengan mempresentasikan hasil eksperimen setelah membuat karya ilmiah. Metode ini bisa di aplikasikan pada jenjang pendidikan SD ke atas. Akan tetapi untuk SD mungkin hanya  sebatas eksperimen yang sederhana seperti mengamati pertumbuhan biji - bijian .

f.       Bermain peran
    Metode pembelajaran bermain  peran adalah cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan suatu topik/masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan memainkan  peran dalam hal ini terkait dengan pembelajaran. Tujuan metode ini antara lain yaitu agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan , mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain sekaligus  merangsang kelas untuk berpikir bersama dan memecahkan suatu permasalahan.
     Role playing atau bermain peran menurut Piaget (2010:138) sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Permainan memungkinkan anak mempraktikan kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan.
     Jadi dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa metode role playing atau bermain peran merupakan suatu metode yang bisa di aplikasikan di semua jenjang pendidkan kecuali PAUD/TK, karena usia siswa TK yang masih terlalu dini untuk bisa berperan dalam suatu pembelajaran. Metode ini mengasah kognitif siswa dalam mengembangkan kemampuan mencari suatu solusi permasalahan dengan berperan dan bersosialisasi.
g.      Metode praktek
Metode praktek  adalah sebuah metode pembelajaran dimana peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari. Setelah siswa memperoleh teori atau materi pelajaran . kemudian siswa belajar untuk mempraktekanya atau mengaplikasikanya sebagai wujud hasill dari teiri yang di peroleh dari guru.
        Metoda pembelajaran praktek/praktek dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan inibisa dilakukan di sekolah ,di luar sekolah  maupun di masyarakat. Selama praktek, peserta didik diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan. Pembelajaran praktek merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Selain itu, pembelajaran  praktek merupakan suatu proses pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan suatu ketrampilan.misalkan tentang studi pendidikan agama islam , siswa di beri materi tentang sholat ,mencangkup syarat ,rukun dan yang merusak sholat , kemudian siswa di bimbing untuk mempraktekan dalam kehidupan sehari – hari.
   Metode ini bisa di aplikasikan di semua jenjang pendidkan yang tentu saja dalam penerapan materinya harus memperhatikan jenjang pemdidikan. Metodde ini mengassah kognitif, psikomotorik dan afektif siswa karena dalam metode pembelajaran ini siswa di bimbing untuk mengamati , memahami dan mengaplikasikan serat membiasakan.

h.       Metode Drill dan resitasi
   Kedua metode ini memiliki kesamaan yaitu dengan memberikan penugasan atas bahan materi yang sudah mereka terima dari guru. Dengan memberikan penugasan maka siswa akan memiliki ketangkasan dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap apa yang yang sudah di pahami.
      Soekartawi (1995: 19) mendefinisikan bahwa metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas.
    Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Agar penggunaan metode drill dapat efektif, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.
2.      Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis. 
3.      Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat, hal ini dimungkinkan agar tidak membosankan siswa. 
4.      Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki tujuan yang lebih luas. 
5.      Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar anak.
Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa (Armai, 2002:175):
1.      Memiliki ketrampilan moroeis/gerak, misalnya menghafal katakata, menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau melaksanakan gerak dalam olah raga.
2.      Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagikan, menjumlah, tanda baca, dll.
3.      Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, misalnya hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir, antara huruf dan bunyi, dll.
4.      Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya.
5.      Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.
   Metode drill melatih siswa untuk lebih memantapkan pemahaman tentang materi pembelajaran dengan cara penugasan seperti mengerjakan soal dan lain sebagainya. Metode ini bisa di terapkan di semua jenjang pendidikan mulai dari Tk sampai Perguruan Tinggi karena mudah dalam pengaplikasianya. Sedangkan untuk resitasi mungkin lebih cocok untuk jenjang di atas SD karena siswa harus meaparkan hasil kerjanya di depan kelas. Kedua Metode ini mangasah kognitif siswa agar lebih memahami materi yang telah di ajarkan. Siswa akan kembali mengingat materi ajar ketika menerapkan metode ini.

i.        metode PROBLEM SOLVING
      Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari  metode pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. , metode pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan sebuah metode  pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan  atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
      Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu  tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
   Metode ini di awali dengan menghadirkan sebuah permasalahan yang selanjutnya akan di cari solusinya oleh para siswa dengan berdiskusi ataupun dengan melakukan penelitian , hasil atau solusi yang di peroleh selanjutnya akan di presentasikan di depan kelas untuk di tanggapi bersama – sama..
    Metode ini merangsang kognitif anak untuk lebih dewasa dalam menanggapi suatu permasalahan  dengan berusaha dan berfikir menemukan solusi terhadap suatu permasalahan yang di hadapi. Siswa di beri kebebasan untuk beragumen tentang permasalahan yang di hadirkan oleh guru. Metode ini bissa di aplikasikan di jenjang pendidikan Sd kelas 4 keatas sampai pada perguruan tinggi  yang mana pemikiran para siswa sudah mulai berkembang dan mengarah pada kedewasaan.

j.        Discovery learning
     Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri menemukan solusi dengan pengarahan dari guru.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. 
      Metode ini searah dengan problem solving yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu solusi, baik itu dari hasil pemikiran sendiri atau pemikiran dari kelompok diskusi dengan penelitian atau pun pengamatan. Keunggulan metode ini di antaranya membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer informasi. Jenajang pengaplikasian metode ini sama  dcengan motode problem solving begitupun dengan fungsi dan kelebihanya.

k.       

Minggu, 29 Mei 2016

hubungan bahasa dan kecerdasan

Makalah Hubungan Bahasa Dengan Kecerdasan

Studi Psikologi Belajar

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Dosen Pengampu : Ustad Yulianto ,M Pd







Oleh : khoirul rozikin


Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI )

Ma’ had ‘Aly  Al – Hikam

Malang

2016




BAB I

Pendahuluan


A.    Latar belakang

     Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang di pakai setiap mahluk hidup seperti manusia dan hewan. Bahasa mempunyai banyak bentuk dan variasi . Setiap  wilayah mempunyai warna  dan karakteristik bahasanya sendiri – sendiri. Bahasa orang kota berbeda dengan bahasa orang pedalaman atau orang di pelosok suatu daerah terpencil. Bahasa  orang kalimantan berbeda dengan bahasa orang papua , bahasa orang jawa berbeda dengan bahasa orang madura .  Apalagi bila bahasa yang di gunakan antara negara satu dengan negara lain, tentu sangat berbeda.
      Bahasa bisa berupa suara atau pun isyarat mungkin juga tulisan. Bahasa mempunyai hubungan dengan kecerdasan seorang manusia . Dalam karya ilmiah ini akan di bahas tentang hal tersebut. Mulai dari bentuk  hubungan yang di hasilkan dari bahasa dan kecerdasan , kapan terbentuknya kecerdasan tersebut , kemudian apa pendapat menurut para ahli tentang hubungan tersebut, kemudian penelitian apa yang sudah di lakukan untuk membuktikan hubungan tersebut dan lain sebagainya. Semoga karya ilmiah ini dapat menambah sedikit wawasan kita tentang hubungan antara bahasa dan kecerdasan .

B.     Rumusan masalah

1.      Apa hubungan antar bahasa dan kecerdasan ?
2.      Bagaiman analisis mengenai hal tersebut?
3.      Bagaimana pendapat para ahli tentang hubungan tersebut ?

C.    Tujuan

     Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan antara bahasa dengan  kecerdasan dan apa bentuk dari hubungan yang di ciptakan dan bagaiman pendapat para ahli tentang haltersebut. Dan semoga bisa menambah wawasan kita  dan juga semoga bisa memperoleh nilai uas yang memuaskan.





BAB II
Pembahasan

A.     Pengertian Bahasa  Dan  Kecerdasan
1.      Pengertian bahasa
      Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Tujuan dari berkomunikasi yaitu  agar bisa  saling bersosialisasi dan untuk mengetahui maksud dari apa yang  ada di dalam angan – angan. Bahasa akan berfungsi bila orang yang berbicara dengan orang yang diajak berbicara sama – sama mengerti tentang bahasa ayang di gunakan. Jadi tidak terjadi kesalahan komunikasi.
Para ahli menuturkan tentang pengertian dari bahasa,di antaranya[1] :
a.       Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
b.      Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
c.       Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
Dari beberapa definisi di atas yang patut di garis bawahi  adalah kata “ bunyi “.
Pendapat diatas melontarkan bahwa bahasa  merupakan bunyi yang berstruktur dan tertata sehingga bisa di gunakan untuk berkomunikasi , berinteraksi, bekerjasama dan mengidentifikasi diri. Bagaimana dengan bahasa tubuh, kedipan mata  atau geraka jari misalnya. Gerak tubuh juga bisa berfungsi untuk berbahasa, karena bisa di gunakaan untuk  berkomunikasi. Suara bisa untuk berkomunikasi  gerak tubuh juga bisa berkomunikasi , maka gerak tubuh juga termasuk bahasa.

2.      Defiinisi kecerdasan
Setiap manusia mempunyai kecerdasan . Apa itu kecerdasan? , dimana letak kecerdasan ?,Bagaimana pendapat ahli dalam mengartikan kecerdasan ?
Berbagai argumen dan presepsi di lontarkan oleh para ahli tentang definisi kecerdasan. Diantarana  :
a. Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
b. C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.
c. Sedangkan menurut  Suharsono ( 2002 :43 ), pengertian kecerdasan adalah “kemampuan memecahkan masalah secara benar, yang relative lebih cepat dibandingkan dengan usia biologisnya “.[2]
d. Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.[3]
      Dari beberapa pendapat para ahli diatas, bisa di simpulkan bahwa kecerdasan adalah suatu kemampuan muntuk menghadapi dan memecahkan suatu masalah dengan menggunakan pikiran yang rasional,sehingga mudah dalam menemukan solusi ketika di hadapkan pada suatu tantangan.
      Kecerdasan terletak di otak (brian)  didasarkan pada pekerjaan berfikir dengan rasio secara  logis ,memanfaatkan sumber yang ada dalam menemukan solusi sehingga menciptakan suatu ketrampilan dan kemampuan dalam diri. Dari situlah bisa dikatakan bahwa kecerdasan terletak di otak bersumber pada otak . Dari otak kemudian daplikasikan dalam bentuk berbagai macam respon. Seperti mengutarakan isi dalam pikiran melalui berbicara atau menjawab suatu pertanyaan  , menulis, menggambar ataupun menyusun suatu benda atau alat. Semakin tinggi kecerdasan seseorang maka akan semakin cepat pula respon – respon yang di hasilkan , seperti dalam perlombaan tanya jawab atau kompetisi.

Hal – hal yang mempengaruhi kecerdasan menurut Antonius Atosokhi , dan Yohanes Babari
 ( 2003) , Bakat atau kecerdasan di pengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

1.       Unsur Genetik; Faktor genetik memegang peranan utama. Faktor biologi ini sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri yang dominan, segala tindakan dan pekerjaan adalah berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, teratur rapi dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistik serta atletis.
       Keturunan mewarisi sifat genetik dari pemilik gen. Buah jatuh tak jauh dari pohonya. Seorang ayah yang pandai dalam suatu bidang ketrampilan , maka  anaknya juga akan mewarisi  ketrampilan tersebut. Contohnya  seperti Rhoma irama yyang bersuara merdu , ternyata memiliki keturunan yang bersuara merdu juga.
  1. Latihan ; pengembangan bakat dipengaruhi oleh frekuensi latihan. Kita baru dapat membedakan berbakat atau tidak setelah serangkaian latihan dimana mereka yang memiliki kecerdasan atau bakat akan lebih cepat menguasai hal tersebut.[4]
        Gen tidak 100 % menentukan kecerdasan seseorang . Dalam suatu penelitian ada  dua anak laki – laki yang akan segera menjalani ujian kenaikan kelas . si A memiliki IQ tinggi ,tetapi jarang belajar , si B memiliki IQ standar tetapi dia terus belajar melatih kemammpuanya untuk menghadapi ujian . Setelah selesai ujian ternyata  nilai si   B yang  memiliki IQ standar lebih tinggi dari pada niali si A yng memiliki  IQ tinggi. Hal ini membuktikan bahwa Kecedasan tidak hanya di tentukn dari unsur Genetik tetapi latihan juga menentukan kecerdasan seseorang.
    Pembagian kecerdasan menurut  para ahli , diantaranya :
1.      Kecerdasan intelektual ( IQ ).
2.      Kecerdasan emosional ( EQ ).
3.      Kecerdasan spiritual ( SQ ).

B.     Hubungan antara hahasa dan kecerdasan

     Seperti yang sudah sedikit di singgung di atas tadi bahwa semakin tinggi tingkat kecerdassan seseorang maka akan semakin beragam pula bahasa yang di ungkapkan dan pembawaan bahasanya pun semakin menarik.
      Bila kedua kata di gabung menjadi “ kecerdasan Bahasa “ , maka akan melahirkan suatu konsep pengertian yang berbeda. Kecerdasan Bahasa adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertilis. Kecerdasan ini meliputi kemampuan menggunakan tata bahasa, bunyi bahasa, makna bahasa, dan penggunaan praktis bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan bahasa bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.[5]
     Jadi, kecerdasan bahsa meliputi kelancaran berbicara , bercerita , menguasai kosakata yang bervariasi , beraneka ragam , dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Dalam artikel lain juga dituliskan hubungan antara bahasa dan kecerdasan.
    “ Berfikir merupakan aktivitas otak yang di ungkapkan dengan menggunakan bahasa, sedangkan bahasa merupkan indikatorperangai seseorang, sehingga kecerdasan seseeorang dapat diukur dari bahasanya.”[6]
Dari artikel ini dapat kita ketahui salah satu bentuk hubungan antara bahasa dan kecerdasan , dari bahasa yang di ucapkan oleh seseorang kita bisa mengetahui tingkat kecerdasanya. Karena bahasa itu sendiri sangat sesuai dengan apa yang sedang di pikirkan oleh seseorang. Seseorang yang cerdas akan mampu memanaj ( mengatur ) bahasanya dengan kecerdasan pikirannya. Jadi bahasa yang di ucapkan akan mudah di cerna  dan mudah di pahami.
Para ahli megungkapkan bahwa hubungan antara bahasa dankecerdasan dapat di tinjau  dari dua sudut :
1.       Hubungan konstruktif atau aktif antara memori kata- kata seseorang dengan rasio kecerdasanya. Orang yang berfikir secara mendalam dan variatif , di paksa untuk bereksplorasi secara radikal tentang fakta – fakta ataupun data – data dan pengetahuan. Sebagai hasilnya mereka memiliki segudang pemikiran besar. Pemikiran – pemikiran ini mendorong terciptanya kata-kata dan istilah – istilah yang bisa di ungkapkan.

2.      Hubungan antara kecerdasan dan kosakata merupakan hubungan  yang secara tterus menerus. Semakin bertambah potensi seseorang dalam memahami kalimat- kalimat yang terbaca,semakin jelas pula hubungan antara makna – maknanya. Begitupun sebaliknya. Jadi jika potensi seseorang dalam memahami kalimat meningkat, maka bahasa yang di peroleh juga akan bertambah menarik  dan berkualitas.[7]






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi agar bisa saling berinteraksi. Kecerdasan  adalah kemampuan dan kerampilan seseorang dalam menghadapi dan menemukan solusi terhadap situasi yang di hadapi. Hubungan yang di hasilkan antara bahasa dan kecerdasan bahwa setiap bahasa yang di ungkapkan oleh seseorang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang. Orang yang berfikir secara mendalam dan variatif akan menghasilkan bahasa yang variabel dan menjadi pemikiran besar yang siap untuk di ungkapkan.















DAFTAR PUSTAKA

B.     http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/01/kecerdasan-siswa-pengertian-dan-bentuk.html#
C.     http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html
D.    https://kloponom.wordpress.com/paud/kecerdasan-majemuk/kecerdasan-bahasa/






[1] http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa-menurut-ahli.html
[2] http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/01/kecerdasan-siswa-pengertian-dan-bentuk.html#
[3] http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html
[4] http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/01/kecerdasan-siswa-pengertian-dan-bentuk.html#
[5] https://kloponom.wordpress.com/paud/kecerdasan-majemuk/kecerdasan-bahasa/